Kamis, 17 Mei 2018

Cerseks Mesum Terbaru Tante Janda Semok Yang Kesepian


CERITA DEWASA - Kisah ini berawal ketika saya pulang liburan akhir semester lalu dari bandung. Hampir 2 minggu saya habiskan disana dengan ‘reuni’ bareng temen-temen saya waktu SMA dulu yg kebetulan kuliah disana. Saya sendiri kuliah di kota budaya, Jogjakarta.

Waktu itu saya tiba diterminal bis di kota Bandung pukul 2 siang, meskipun bis Bandung – Jogja yg saya tumpangi baru berangkat 2 jam kemudian.

Saat sedang asyik membolak-balik Taboid Olahraga kesukaan saya, tiba-tiba seorang anak kecil berusia 4 tahunan terjatuh didepan saya, sontak tangan ku menarik si gadis kecil itu.

“Makasih Dik, maklum anak kecil kerja nya lari-lari mulu” ungkap seorang wanita setengah baya seraya mengumbar senyum manisnya.

Namun walau hampir kepala tiga, Mbak Evi, demikian dia memperkenalkan dirinya pada saya, masih keliatan seperti gadis muda yg lagi ranum-ranum nya, dada gede (34B), pantat bahenol dibarengi pinggul seksi membuat ku terpaku sejenak memandanginya.

“Maaf, boleh saya duduk disini” suara Mbak Evi dengan logat sundanyaAGEN DOMINO yg khas memecah ‘keheningan’ saya
“Ssii… silakan Mbak,” balas ku sambil menggeser pantat ku dibangku ruang tunggu bis antar kota di kota kembang itu.
“Mau kemana mbak’”saya coba membuka pembicaraan.
“Anu… saya the mau ke jogja. Biasa beli barang-barang buat dagang. Adik mau kemana?”
“Sama, jogja juga. Mbak sendiri?” pandangan ku melirik payudara nya yg belahan nya jelas dari kaos lumayan ketat yg dipakainya.

“Ya, tp ada yeyen kok” katanya sambil menunjuk si kecil yg asik dengan mainannya.
“Saya Andi Mbak” ucapku sambil mengulurkan tangan yg langsung disambutnya dengan ramah.
“Kalo gitu saya manggilnya mas aja ya, lebih enak kedengarannya” ungkap si mbak dengan kembali mengumbar senyum manisnya.

Mungkin karena ketepatan jurusan kami sama, saya dan Mbak Evi cepat akrab, apalagi apa karna kebetulan ato gimana, kami pun duduk sebangku di bis yg memang pake formasi seat 2-2 itu.

Dari ceritanya ku ketahui kalo Mbak Evi janda muda yg ditinggal cerai suami sejak 2 thn lalu. Untuk menyambung hidup dia berjualan pakaian dan perhiasan yg semua dibeli dari jogja. Katanya harga nya murah. Rencananya di Jogja 2-3 hari.

Pukul 4.30 sore, bis meninggalkan terminal tersebut, sementara didalam bis kamu bertiga asyik bercengkarama, layaknya Bapak-Ibu-Anak, dan cepat akrab saya sengaja memangku si kecil Lina, sehingga Mbak Evi makin respek pada saya.

Tak terasa, waktu terus berjaan, suasana bis begitu hening, ketika waktu menunjukkan pukul 11 malam.

Si kecil Lina dan para penumpang lain pun sudah AGEN DOMINO terlelap dalam tidur. Sedangkan saya dan Mbak Evi masih asyik dalam obrolan kami, yg sekali-kali berbau ha-hal ‘jorok’, apalagi dengan tawa genitnya Mbak Evi sesekali mencubit mesra pinggang saya.

Suasana makin mendukung karna kami duduk dibangku urutan 4 dari depan dan kebetulan lagi bangku didepan,belakang dan samping kami kosong semua.

“Ehmm..mbak, boleh tanya ga nih, gimana dong seandainya pengen gituan kan dah 2 taon cerainya.” tanya ku sekenanya.
“Iiihh, si mas pikiran nya..ya gimana lagi, palingan usaha sendiri… kalo ga,ya… ini,si Lina yg jadi sasaran marah saya,
apalagi kalo dah sampe di ubun-ubun.” jawabnya sambil tersipu malu.

“Masa… Ga mungkin ga ada pria yg ga mau sama mbak, mbak seksi, kayak masih gadis” aku coba mengeluarkan jurus awal.

Tiba-tiba si yeyen yg tidur pulas dipangkuan Mbak Evi, nyaris terjatuh.. sontak tangan ku menahannya dan tanpa sengaja tangan kami bertemu.

Kami terdiam sambil berpandangan, sejenak kemudian tangan nya ku remas kecil dan Mbak Evi merespon sambil tersenyum.

Tak lama kemudian dia menyandarkan kepalanya di bahu ku, tp aku mencoba untuk tenang, karena ‘diantara’ kami masih ada si kecil yeyen yg lagi asik mimpi..ya memang ruang gerak kami terbatas malam itu.

Cukup lama kami berpandangan, dan dibawah sorot lampu bis yg redup, ku beranikan mencium lembut bibir seksi janda cantik itu.

“Ssshhh… ahhh… mas” erangnya, saat lidah ku memasuki rongga mulutnya, sementara tangan ku, walau agak sulit, karna yeyen tidur dipangkuan kami berdua, tp aku coba meremas lembut payudara seksi nan gede itu.

“Terus mas… enak….. ouhhhh” tangan nya dimasukin aja mas, gak keliatan kok’” rengeknya manja.

Adegan pagut dan remas antara kami berlangsung 20 menitan dan terhenti saat yeyen terbangun.

“Mama…, ngapain sama Om Andi” suara yeyen membuat kami segera menyudahi ‘fore play’ ini dan terpaksa semuanya serba nanggung karna setelah itu Lina malah ga tidur lagi.

“Oya, ntar di Jogja tinggal dimana Mbak” tanya ku.
“Hotel Mas… Napa? Mas mau nemenin kami…???”
“Bisa, ntar sekalian saya temenin belanjanya, AGEN DOMINO biar gampang, ntar cari hotelnya disekitar malioboro aja.”

Pukul 7 pagi akhirnya kami tiba di terminal Giwangan, Jogja… dari terminal kami bertiga yg mirip Bapak-Ibu dan anak ini, nyambung bis kota dan nyampai dikawasan malioboro setengah jam kemudian.. setelah muter-muter, akhirnya kami mendapatkan hotel kamar standart dengan doble bed dikawasan wisata jogja itu.

Setelah semua beres, si room boy yg mengantar kami pamit.

“Lina, mau mandi atau langsung bobo chayank?”
“Mandi aja, Ma… Oya, Om Andi nginep bareng kita ya..?” si yeyen kecil menanyaiku
“Ya, biar mama ada temen ngobrolnya.” jawab Mbak Evi sambil ngajak Lina ke kamar mandi yg ada dalam kamar.

Di dalam ternyata si mbak telah melepas pakaiannya dan hanya melilitkan handuk di tubuh seksinya.

Dengan posisi agak nungging, dengan telaten Mbak Lina menyabuni si Lina, dan karena pintu kamar mandi yg terbuka, nampak jelas cd item yg membalut pantat seksi itu.

Seperti Mbak Evi sengaja memancing naluriku, karena walau tau aku bisa ‘menikmati’ pemandangan tersebut, pintu kamar mandi tidak ditutup barang sedikitpun.

Tak lama kemudian, Lina yg telah selesai mandi , berlari masuk ke dalam kamar.

“Gimana, Lina udah seger belom?” godaku sambil mengedipkan mata ke arah Mbak Evi
“Seger Om…. Om mau mandi??”

Belum sempat ku jawab.

“Ya ntar Om Mandi mandinya bareng mama, sekarang yeyen bobo ya…” celetuk Mbak Evi sambil tersenyum genit kearah ku.

Selagi Mbak Evi menidurkan anaknya, aku yg sudah masuk ke kamar mandi melepas seluruh pakaian ku dan ‘mengurut-urut’ k0ntol ku yg sudah tegang dari tadi. Lagi asiknya swalayan sambil berfantasi, Mbak Evi ngeloyor masuk kamar mandi.

Aku kanget bukan kepalang.

“Udah gak sabar ya……” godanya sambil memandagi torpedo ku yg sudah ‘on fire’
“Haa… aaa… Mbak…” suaraku agak terbata-bata melihat Mbak Evi langsung melepas lilitan handuknya hingga terpampang payudara nya yg montok yg ternyata sudah ga dibungkus BH lagi, tp penutup bawah nya masih utuh.

Tanpa mempedulikan kebengongan ku, Mbak Evi langsung memelukku.

“Jangan panggil Mbak dong. Evi aja” rengeknya manja sambil melumat bibirku dan tangan kirinya dengan lembut mengelus-elus kemaluan ku yg semakin ‘on fire’.

Aku sudah dirasuki nafsu biarahi langsung membalas pagutan Evi dengan tatkala ganasnya. Perlahan jilatan erotis Mbak Heny turun ke leher, perut… hingga sampe dibatang kemaluan ku.

“Berpengalaman sekali dia ini…” pikirku.

Jilatan yg diselingi sedotan, kuluman dibatang kemaluan hingga buah pelir ku itu membuatku serasa terbang melayg-layg….

“Ohhhh… Evi… nikkk… mat… teruss… isepppp” desahku menahan nikmatnya permainan oral janda seksi ini sambil mengelus-elus rambutnya.

15 menit lamanya permainan dahsyat itu berlangsung hingga akhirnya aku merasa sesuatu yg ingin keluar dari k0ntol ku.

“Akhh… hh… aku keulu..aaarrr…” erangku diikuti semprotan sperma ku dimulut Evi yg langsung melahap semua sperma ku persis seperti anak kecil yg melahap es paddle pop sambil tersenyum ke arahku..

Setelah suasana agak tenang, aku menarik tangan Evi untuk berdiri, dan dalam posisi sejajar sambil memeluk erat tubuh sintal janda seksi ini, mulutku langsung melumat mulut Evi sambil meremas-remas pantatnya yg padat.

Evi membalasnya dengan pagutan yg tatkala ganas sambil tangan nya mengenggam k0ntolku yg masih layu dan mengurut-urutnya. Dan dengan buasnya aku mengecup dan menyedot dari leher terus merambat hingga ke payudara nya yg padat berisi.

“Oohhh.. Ndi…. ahhkkhh.” erangnya tatkala mulutku mulai bermain di ujung putingnya yg tegang dan berwarna coklat kemerahan.

Tanpa melepas lumatan pada mulut Evi, perlahan aku mulai mengangkat tubuh sintal tersebut dan mendudukannya diatas bak mandi serta membuka lebar-lebar pahanya yg putih mulus.

Tanpa dikomando aku langsung berlutut, mendekatkan wajahku kebagian perut Evi dan menjilati yg membuat Evi menggelinjang bak cacing kepanasan.

Jilatin ku terus merambat ke bibir mEmEk nya yg licin tanpa sehelai bulu pun. Sesaat kemudian lidahku menjilati sambil menusuk-nusuk lubang mEmEk Evi, yg membuatnya mengerang histeris.

“Ndi… sudah…. Ndi… masukinn punyamu…. aku sudah ga tahan…. ayo sayg…” pinta nya dengan nafas memburu.
Tak lama kemudian aku berdiri dan mulai menggesek-gesekkan k0ntol ku yg sudah tegang dan mengeras dibibir mEmEk Evi yg seseksi si empunya.

“Sudah…. say…. aku ga ta.. hann… nnn… masukin..” rengek Evi dengan wajah sayu menahan geora nafsunya.
Perlahan namun pasti k0ntolku yg berukuran 17 cm, ku masukkan menerobos mEmEk Evi yg masih sempit walau sudah berstatus janda itu.

“Pelann… dong say.. sudah 2 tahun aku gak maen..” pinta nya seraya memejamkan mata dan menggigit bibirnya sendiri saat k0ntolku mulai menerobos lorong nikmat itu.

Ku biarkan k0ntol ku tertanam di mEmEk Evi dan membiarkan nya menikmati sensasi yg telah dua tahun tak dia rasakan. Perlahan namun pasti aku mulai mengocok mEmEk janda muda ini dengan k0ntol ku yg perkasa.

Untuk memberikan sensasi yg luar biasa, aku memompa mEmEk Evi dengan formasi 10:1, yaitu 10 gerakan menusuk setengah mEmEk Evi yg diukuti dengan 1 gerakan full menusuk hingga menyentuh dinding rahimnya.

Gerakan ini ku selingi dengan menggerakkan pantatku dengan memuter sehingga membuat Evi merasa mEmEk nya diubek, sungguh nikmat yg tiada tara terlihat dari desisan-desisan yg diselingi kata-kata kotor keluar dari mulutnya..

“Ouggghh…. kontolmu enak say… entot Evi terus say… nikmat” rintihnya sambil mengimbangi gerakanku dengan memaju-mundurkan pantatnya.

Tiga puluh menit berlalu, Evi sepertinya akan mencapai orgasmenya yg pertama. Tangan nya dengan kuat mencengkram punggung ku seolah meminta sodokan yg lebih dalam di mEmEknya.

Evi menganggkat pinggulnya tinggi-tinggi dan menggelinjang hebat, sementara aku semakin cepat menghujam kan k0ntolku di mEmEk Evi…

“Ooouhhh…. aaahhhh…. hhh…” erang Evi saat puncak kenikmatan itu dia dapatkan.

Sejenak Mbak Evi kubiarkan menikmati multi orgasme yg baru saja dia dapatkan. Tak lama kemudian tubuh sintal Mbak Evi ku bopong berdiri dan kusandarkan membelakangi ku ke dinding kamar mandi.

Sambil menciumi tengkuk bagian belakang nya, perlahan tangan ku membelai dan mengelus paha mulus Mbak Evi hingga tangan ku menyentuh dan meremas kemaluan nya dari belakang, membuat nafsu birahinya bangkit kembali.

Rangsangan ini ku lakukan hingga aku persis berjongkok dibelakang Evi. Apalagi setelah jilatan merambat naik ke mEmEk Mbak Evi dan mengobok-obok mEmEk yg semakin menyemburkan aroma khas.

Tak cukup sampai disitu, wajahku ku dekatkan kebelahan pantat montok itu dan mulai mengecup dan menjilati belahan itu hingga akhirnya Mbak Evi seakan tersentak kaget kala aku menjulurkan dan menjilati lubang anus nya, sepertinya baru kali ini bokong seksi dan anusnya dijilati.

“Ouhh…. aakhh… ssstt…. jorok say…. apa kamu lakukan… jilat memek Evi aja..” celotehnya.

Sepuluh menit berlalu, aku kemudian berdiri dan menarik pantat montok nan seksi itu kebelakang dan k0ntolku yg semakin tegang itu ku gosok-gosokan disekitar anus Evi.

“Ouh… ca… kittt… say… jangan disitu, Evi lom pernah say…” rengeknya sambil menahan saat perlahan k0ntolku menerobos masuk anusnya. Setelah sepenuhnya k0ntolku tertelan anus Evi, ku diamkan beberapa saat untuk beradaptasi seraya tangan ku meremas-remas kedua payudaranya yg menggantung indah dan menciumi tengkuk hingga leher belakang dan sampai ke daun telinga nya.

“Nikk… matt… say..” hanya itu yg keluar dari mulut seksi Evi.

Merasa cukup, aku mulai memaju mundurkan k0ntol ku secara perlahan mengingat baru kali ini anusnya dimasuki k0ntol laki-laki. Setelah beberapa gerakan kelihatan rasa sakit dan perih yg dirasakannya tadi sudah berganti dengan rasa nikmat tiada tara.

Perlahan Mbak Evi mulai mengimbangi gerakan ku dengan goygan saat k0ntol ku semakin memompa anusnya, sambil tangan kananku mengobok-obok mEmEk nya yg nganggur.

“Aahhh… ooohhh… laur biasa say… nikmat…” Desah Evi menahan nikmatnya permainan duniawi ini. 30 menit berlalu dan aku merasa puas mempermainkan anus Mbak Evi, perlahan ku tarik k0ntolku dan mengarahkan nya secara perlahan ke mEmEk, dan memulai mengobok-obok mEmEk itu lagi.

Sekitar 20 menit kemudian aku merasa ada sesuatu yg akan keluar dari k0ntolku, hingga aku semakin mempercepat gerakan sodokan ku yg semakin diimbangi Evi yg sepertinya juga akan mendapatkan orgamasme keduanya.

Diiringa lolongan panjang kami yg hampir bersamaan, secara bersamaan pula cairan hangat dan kental dari k0ntolku dan mEmEk Evi bertemu di lorong nikmat Evi.. Nikmatnya tiada tara, sensasi yg tiada duanya.

Tak lama berselang, aku menarik k0ntolku dan mendekatkan nya ke mulut Mbak Tiitn yg langsung dijilatinya hingga sisa-sisa sperma yg masih ada dik0ntolku dijalatinya dengan rakus.

“Tak kusangka mas sehebat ini.. baru kali ini aku merasa sepuas ini. Badan kecil tp tenaganya luar biasa. Aku mau mas… aku mau kamu mas…” puji Mbak Evi padaku dengan pancaran wajah penuh kepuasan tiada tara…

Sesaat kemudian kami saling membersihkan diri satu dengan lainnya, sambil tentunya sambil saling remas. Saat keluar mandi terihat Lina masih terdidur pulas, sepuas mama nya yg baru saja ku ‘embat’.

Setelah Lina bangun, kami bertiga jalan-jalan disekitar malioboro hingga malam. Pukul 9 malam kami tiba di hotel, namun kali ini sambil memandikan Lina, Mbak Evi tampaknya sekalian mandi..

Saat keluar kamar mandi tanpa sungkan wanita sunda ini melepas handuknya untuk selanjutnya mengenakan daster tipis yg tadi baru kami beli dari salah satu toko di kawasan malioboro.

“Mas.. mandi dulu gih..” ungkapnya saat aku mendekatkan diri dan mengecup lembut bibirnya yg langsung disambutnya.
“Iihh.. mama dan om Andi, ngapain..?” protes si kecil yeyen saat kami sesaat berpagutan didepan meja hias yg tersedia di kamar hotel itu.

Setelah aku selesai mandi, ku lihat Evi lagi ngeloni Lina, dan tampaknya kedua ibu-anak ini kecapean setalah jalan-jalan disekitar malioboro.

Akhirnya ku biarkan Evi tidur dan aku gak ngantuk sama sekali mencoba mengisi waktu dengan menyaksikan live liga Inggris yg waktu itu ketepatan menyajikan big match .. Jam 12 malam lebih saat taygan bola rampung, perlahan aku mendekati Evi dan mulai membelai-belai betis indah janda muda itu dari balik daster tipisnya hingga nyampe pangkal pahanya.

Ketika tanganku mulai mengusap-usap mEmEk, Evi terbangun. Ku ajak dia pindah ke bed satunya, sambil ku lucuti daster tipis yg didalamnya tanpa beha tersebut.

Dengan hanya menggunakan celana dalam tipis berwarna krem, tubuh bahenol itu ku bopong dan ku lentang kan di ranjang satunya, agar kami lebih leluasa dan si Lina kecil bisa tidur tenang. Sambil menindihnya, ku remas dan kecup puting payudara putih dan montok itu.

“Aahhh…. mas…” erangnya manja.

Jilatan ku terus merambah menikmati inci per inci tubuh seksi itu hingga sampe di gundukan nikmat tanpa sehelai rambut pun.. Hampir 20 menit lidah ku bermain dibagian sensitive itu, hingga akhirnya.

“Ayo dong mas… cepeten masukin… dah ga tahan nih…”

Perlahan kusapukan k0ntol ku di mEmEk mungil itu. kelihatan sekali Evi menahan napas sambil memejamkan mata nya dengan sayu dan menggigit bibir bawahnya. Akhirnya burung ku masuk ‘sarang’.

Ku pertahankan posisi itu beberapa saat, dan setelah agak tenang aku mulai menyodok perlahan mEmEk yg semakin basah itu.

Erangan dan desahan nikmat yg keluar dari mulut seksi janda sintal ini, menandakan dia sangat menikmati permainan duniawi ini..

Tanpa malu dia mendesah, mengerang bahkan diselingi kata-kata kotor yg membangkitkan gairah.. Sementara di bed sebelahnya si kecil Lina masih tertidur pulas..

Evi, si Jada seksi yg lagi, ku garap seakan tidak memperdulikan keberadaan putrinya si kecil, Lina..
25 menit-an kami ‘bertempur’ dalam posisi konvensional itu, perlahan ku angkat tubuh Mbak Evi hingga kini dia posisinya diatas.

Posisi yg nikmat, karna selain menikmati memek nya aku juga bisa dengan leluasa meremas, mencium dan sesekali mengulum payudara montok yg ber-ayun dengan indah itu.. baru 15 menit,tiba-tiba tubuh Evi mengejang diikuti lenguhan panjang.

“Aaaacchh…. aauugghh… Ann.. ddii.. aakku.. kkeelluaa.. aa.. rr…”

Tak lama Evi menghempaskan tubuhnya di dada ku, seraya mulut kami berpagutan mesra. 5 menit lama nya ku biarkan dia menikmati orgasme nya. Beberapa saat, karna aku belum apa-apa, aku minta Evi menungging karna aku pengen menikmati nya dengan posisi dogstyle.. Dalam posisi nungging keliatan jelas pantat indah janda kota kembang ini.

Perlahan ku kecup dan jilati belahan pantat seksi itu. Secara perlahan jilatan ku sampe ke mEmEk mungilnya, Evi menggelinjang dan menggelengkan-gelengkan kepalanya menahan nikmat.. disaat itu, tanpa kami sadari.. si kecil Lina bangun dan menghampiri kami.

“Om Andi.. ngapain cium pantat mama..” selidiknya sambil terus mendekat memperhatikan memek mama nya yg ku lahap habis.

“Adek tenang aja ya.. jangan ganggu Om Andi… Mama lagi maen dokter-dokteran dengan Om Andi. Ntar mam mau di cuntik .. Lina diem aja ya…” Evi coba menenangkan gadis kecil itu.

“Ehmm.,.. hayo Om… cuntik Mama Lina cekaaa.. lang Om.. dah ga tahan neh..” rengek Evi.. sedangkan si Lina terlihat duduk manis dipinggiran bed satunya, siap menyaksikan adegan yg semestinya belum pantas dia saksikan.

Perlahan k0ntol ku yg sudah on fire ku gosok-gosokkan dari lubang memek Evi hingga menyentuh anusnya, dari arah memek hingga lubang anusnya.

Dan karena tak tega menyaksikan Evi semakin meracau dan merengek minta segera di ’suntik’, secara perlahan ku arahkan k0ntol ku ke liang senggama nya yg licin oleh cairan mEmEk nya..

“Om, kok Mama Lina dicuntik pake burung Om..” protes si kecil yg belum ngerti apa-apa itu.

“Aauhh… ahh….. lebih dalam Mass.. sss.. Ann.. dddi..” pinta Evi dalam erangan dan desahan nikmat nya tanpa mempedulikan keberadaan Lina yg terlihat bingung melihat mama nya, antara kesakitan atau menahan nikmat.

30 menit berlalu, aku merasa ada sesuatu yg akan keluar dari ujung k0ntol ku. Agar lebih nikmat, ku putar tubuh sintal janda kembang ini tanpa mencabut k0ntol ku hingga kami kembali paad posisi konvesional.

“Eeeee…Vvvaaaaa.. aku mau keluar” erang ku mencoba menahan muntahan lahar nikmat yg semakin mendesak ini.
“Ntar.. Masss.. ss.. tahann… kita bareng…” Erangnya dengan mata terpejam seraya menggigit kedua bibirnya menahan genjotan ku yg semakin kencang di mEmEknya.

Kedua tangan nya mencengkram punggung ku, dan dadanya diangkat membusung, seluruh badannya tegang mengencang, diikuti dengan lenguhan panjang kami berdua.

“Aaaccchhh…. aaauuggghh…” Maniku dan mani nya akhirnya bertemu di lorong kenikmatan itu sementara bibir kami berpagut mesra dan tangan kanan ku meremas payudara nya yg mengecang saat kami orgasme bareng tadi.

Sambil menikmati sisa-sisa kenikmatan itu, kami masih berciuman mesra sambil berpelukan mesra, sementara k0ntolku masih ‘tertanam’ di memeknya.

Sadar dari tadi Lina terus memperhatikan kami, Evi dengan wajahnya yg penuh kepuasan sejati, mengedipkan matanya seraya melihat ke arah Lina sambil tersenyum manis.. dan aku pun menghempaskan tubuh ku disampingnya, dan saat k0ntol ku akan ku cabut.

“Nggak usah Mas.. biarin aja dulu di dalem..” rengeknya manja dan segera ku hadiahi ciuman mesra di keningnya.. Tak lama kemudian Lina mendekati kami yg baru saja permainan ranjang yg begitu dahsyat.

Hari berikutnya selama Ibu dan anak ini di Jogja, kami terus melakukan hubungan seks ini, dengan berbagai variasi dan teknik yg lebih mesra.. bahkan kadang kami melakukan nya di kamar mandi saat mandi.. Malahan kami tak peduli lagi dengan keberadaan Lina. Evi juga tak segan mengoral k0ntol ku dihadapan Lina.

Liburan tahun baru lalu aku mendatangi nya di Bandung dan menginap selama se minggu lebih di rumah Janda seksi itu.. kepada tetangga sekitar dia mengenalkan aku sebagai keponakan jauhnya..

Dan yg paling penting, kami menghabiskan waktu dengan bermain seks sepuasnya, apalagi si kecil Lina telah dia titipkan ditempat orang tuanya di karawang, sedang selama aku disana, dia sengaja meliburkan pembantu nya.



Begitulah kisah seks ku dengan Evi, si janda seksi.. Dan pembaca, entah kenapa, sejak saat itu, untuk urusan seks aku merasa lebih menikmati permainan dengan wanita setengah baya.

0 komentar:

Posting Komentar

Agen Domino
Agen Domino
Agen Domino